Beranda | Artikel
Ahkaamul Iidain wa Asyri Dzil Hijjah
Sabtu, 8 Juni 2024

DAFTAR  ISI

Muqaddimah

Bab  I: Hukum Praktis Seputar Dua Hari Raya

  1. Sebab Penamaan al-‘Iid (Hari Raya)
  2. Mandi di Hari Raya
  3. Makan pada Hari Raya
  4. Memperindah (Berhias) Diri pada Hari Raya
  5. Pergi ke Mushalla (Tanah Lapang untuk Shalat) dan Pulang darinya
  6. Berkumpulnya Hari Raya dan Jum’at dalam Satu Hari

Bab II: Takbir Pada Dua Hari Raya dan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

  1. Takbir pada Dua Hari Raya dan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
  2. Jenis-Jenis Takbir
  3. Waktu Takbir
  4. Bacaan (Sifat) Takbir
  5. Tempat Bertakbir
  6. Hal-Hal yang Dilarang dalam Takbir

Bab III: Shalat Dua Hari Raya

  1. Dasar Pensyari’atan Shalat ‘Id
  2. Hukum Shalat ‘Id
  3. Waktu Shalat ‘Id
  4. Tempat Mengadakan Shalat ‘Id
  5. Tata Cara Shalat ‘Id
  6. Tidak Ada Adzan dan Iqamat untuk Shalat Dua Hari Raya (‘Iidain)
  7. Apakah Ada Shalat sebelum dan sesudah Shalat Hari Raya (‘Iidain)?
  8. Apakah Shalat ‘Id dapat di Qadha’?
  9. Khutbah Shalat ‘Id

Bab IV: Zakat Fitrah

  1. Definisinya
  2. Sebab Penamaannya
  3. Orang yang Diwajibkan dengannya
  4. Dalil Kewajibannya
  5. Keutamaannya
  6. Hikmah Pensyari’atannya
  7. Jenis yang Dikeluarkan
  8. Mengeluarkan Harganya atau yang Lainnya
  9. Ukurannya
  10. Waktu Diwajibkannya
  11. Waktu Mengeluarkannya
  12. Orang yang Mendapat Bagiannya
  13. Tempat Menyerahkan Zakat Fitrah

Bab V: Al-Udh-hiyah (Kurban)

  1. Definisi dan Sebab Penamaannya
  2. Asal Pensyari’atannya
  3. Hikmah Pensyari’atannya
  4. Hukum Berkurban
  5. Waktu Penyembelihan
  6. Kurban Sah untuk Berapa Orang?
  7. Orang yang Disyari’atkan Berkurban
  8. Berserikat dalam Kurban
  9. Bershadaqah dengan Nilainya
  10. Syarat-Syaratnya
  11. Hewan Kurban yang Utama dan yang Dimakruhkan
  12. Daging Kurban yang Dimakan, Dihadiahkan dan Dishadaqahkan
  13. Yang Dituntut dari Orang yang Berkurban
  14. Hikmah tidak Memotong Rambut, Kuku dan Bulu Kulit
  15. Perkara yang Perlu Diingat

Bab VI: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

  1. Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
  2. Maksud dari Hari-Hari yang Ditentukan (al-Ayyaam al-Ma’luumaat) dan Hari-Hari
    yang Berbilang (al-Ayaam al-Ma’duudaat)
  3. Perbandingan antara Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan dengan Sepuluh Hari Pertama
    Bulan Dzul Hijjah
  4. Perbandingan antara Dua Hari Raya
  5. Memberi Ucapan Selamat Hari Raya
  6. Hal yang Dilarang di Hari Raya

Penutup : Hari Raya yang Kami Inginkan

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Untuk memenuhi usulan sebagian ikhwah yang telah membaca tulisan saya yang berjudul “Kaifa Yahujjul Muslim?” (bagaimana seorang muslim berhaji?), mereka meminta saya menulis pelengkapnya yang memuat hukum-hukum praktis seputar dua hari raya dengan memfokuskan pembahasan yang berhubungan dengan takbir dan kurban (udh-hiyah). Kemudian setelah meminta pendapat sebagian penuntut ilmu, saya dapati adanya dorongan dan dukungan untuk itu. Lalu saya bertekad untuk menyempurnakannya. Mudah-mudahan Allah memberikan manfaat dengan tulisan ini dan yang telah lalu serta membaguskan niat. Juga mudah-mudahan menjadi bekal saya dan kedua orang tua saya untuk hari yang tidak bermanfaat harta dan anak kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

[Disalin dari kitab Ahkaamul ‘Iidain wa ‘Asyri Dzil Hijjah, Penulis Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thayyar. Judul dalam Bahasa Indonesia Lebaran Menurut Sunnah Yang Shahih, Penerjemah Kholid Syamhudi, Lc. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/109751-ahkaamul-iidain-wa-asyri-dzil-hijjah.html